Benang Merah Guru Profesional dengan Meningkatnya Hasil Belajar
Siswa
Meningkatnya hasil
belajar siswa setelah melalui seluruh tahapan proses belajar mengajar yang
disajikan guru merupakan hal yang sangat diharapkan, karena akan menjadi bukti keprofesionalan
seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran. Untuk mencapai keberhasilan
belajar siswa, penting bagi seorang guru untuk melibatkan siswa dalam
pengelolaan pembelajaran mulai dari pendahuluan, kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir.
Keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran mampu menumbuhkan proses pembelajaran yang bermakna
bagi siswa. Belajar bermakna (meaningful learning) menurut David
P. Ausebel adalah suatu proses pembelajaran dimana siswa lebih mudah memahami dan
mempelajari karena guru mampu dalam memberi kemudahan bagi peserta didik
sehingga mereka mudah mengaitkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah ada
dalam pikirannya. (http://suhartinimukomuko.blogspot.com/2012/10/pengertian-belajar-bermakna.html) Dengan pembelajaran bermakna, diharapkan seorang guru dapat
memotivasi peningkatan hasil belajar siswa setelah mereka mengalami proses belajar yang diawali dengan mengevaluasi
pembelajaran yang telah dilakukan.
Namun demikian, pada kenyataannya begitu
sulit menumbuhkan motivasi belajar siswa. Siswa seolah terbiasa untuk datang ke
kelas sebagai pendengar saja bukan
sebagai penemu, kebanyakan dari mereka tidak memiliki persiapan untuk mengikuti proses belajar dengan kata
lain siswa sebelumnya tidak mempunyai pengetahuan awal yang dibangunnya
sendiri.
Ketidaksiapan siswa mengikuti pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa, karena seprofesional apapun seorang guru dalam membuat rencana
pembelajaran jika tidak didukung oleh motivasi belajar siswa maka hasilnya
tidak akan maksimal. Mc Clelland dan Atkinson dalam Sri Esti (1989:161)
mengemukakan bahwa motivasi yang paling penting untuk psikologis pendidikan
adalah motivasi berprestasi dimana seseorang cenderung untuk berjuang mencapai
sukses atau memilih kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal. (http://www.kajianpustaka.com/2013/04/motivasibelajar.html#ixzz2eFupXxSV
Follow us: @kajianpustaka on
Twitter | KajianPustaka on
Facebook). Siswa yang memiliki intensitas motivasi yang tinggi,
akan melakukan persiapan secara maksimal
untuk menentukan tingkat keberhasilannya dalam mengikuti proses belajar.
Dalam rancangan pembelajaran, banyak model dan metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru yang dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Model
Pembelajaran Cooperative Learning merupakan suatu kondisi dimana individu membantu
individu lain dalam mendapatkan penghargaan (Jajang, Pembelajaran Kooperatif,
makalah, disajikan pada kegiatan pelatihan pembelajaran CTL untuk mata
pelajaran Biologi tingkat Propinsi Jawa Barat, 2003) Model pembelajaran Cooperative
Learning, merupakan model pembelajaran yang memberikan fasilitas agar lebih
mudah memahami konsep-konsep yang sulit dengan bantuan rekan sekelompoknya. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap individu dalam kelompok berkesempatan untuk
mencapai hasil belajar yang optimal.
Metode “Siapa Cepat Dia Dapat” merupakan metode yang dikembangkan dari
pelaksanaan penilaian jenis tes lisan (oral test). Pelaksanaan oral
test dilakukan secara
langsung dengan cara wawancara yang
dilakukan oleh guru (yang memberikan tes) dengan siswa (yang sedang dites). (http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/04/jenis-jenis-tes.html). Penerapan metode “Siapa Cepat Dia
Dapat” oleh guru dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena setiap individu dalam
kelompok akan tertantang untuk
mempersiapkan pengetahuan dan mental dengan sebaik-baiknya sebelum proses
belajar di lakukan. Hal ini bertujuan
agar bisa menyumbangkan nilai untuk kelompoknya. Bukan suatu hal yang mustahil, dengan tantangan
ini setiap siswa akan belajar terlebih dahulu mengenai materi pembelajaran yang
akan disampaikan oleh guru. Hal inilah yang menjadi harapan awal dari tumbuhnya
motivasi belajar.
Kalau guru sudah merancang dan
melaksanakan rencana pembelajaran dengan profesional dan siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi untuk
berprestasi, maka tidak ada lagi jarak untuk guru dengan siswa mencapai tingkat
keberhasilan yang optimal dalam proses pembelajaran. Hal ini akan semakin
membuktikan ada keterkaitan antara guru
profesi dengan peningkatan hasil belajar siswa.